Sabtu, 19 April 2014

Evita Perón

BIOGRAFI EVITA PERÓN







Nama Lengkap: María Eva Duarte de Perón
Nickname: Evita
Tanggal Lahir: 7 Mei 1919
Tempat Lahir: Los Toldos, Buenos Aires, Argentina
Meninggal: 26 Juli 1952
Tempat Meninggal: Buenos Aires, Argentina
Jabatan: Ibu Negara Argentina




I.       Singkat Mengenai Evita Perón
María Eva Duarte de Perón yang lebih dikenal dengan nama Evita merupakan ibu negara sekaligus pemimpin spiritual negara Argentina. Ia adalah istri kedua dari Presiden Argentina  Juan Domingo Perón (1895–1974). Meskipun Evita tidak pernah secara resmi terpilih menjadi tokoh politik, sebagai Ibu Negara, Ia akhirnya memiliki lebih banyak kekuasaan dan pengaruh dalam pemerintahan daripada siapapun, kecuali suaminya. Di antara kaum miskin dan kelas pekerja Argentina, Evita mempunyai kharisma yang tidak ada tandingannya.
 Evita membentuk Yayasan Eva Perón, yaitu sebuah yayasan amal yang membangun ribuan rumah dan sekolah untuk kaum perempuan dan kaum miskin dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Argentina menjamin tidak ada ketimpangan dalam pemeliharaan kesehatan untuk warganya. Evita juga memimpin pembentukan Partai Peronis Perempuan, yang merupakan partai politik perempuan pertama di negaranya.
Pada 1951, Evita mengadakan kampanye agar dimungkinkan mencalonkan diri menjadi Wakil Presiden Argentina. Hal ini ditentang oleh militer Argentina, kaum elit, dan akhirnya suaminya sendiri. Andaikan Evita terpilih, ia akan menjadi wakil presiden perempuan pertama di dunia. (Gelar ini akhirnya jatuh ke tangan istri ketiga Perón, Isabel Perón, yang ironisnya berusaha meniru Evita).  Pada 1952 Evita mendapat gelar resmi "Pemimpin Rohani Bangsa".
Semasa hidupnya, Evita adalah perempuan paling berkuasa di negerinya. Kebanyakan sejarahwan setuju bahwa ia tetap yang paling berpengaruh dalam sejarah bangsanya dan di seluruh Amerika Selatan. Pada saat kematiannya, Ia adalah perempuan paling berpengaruh di seluruh dunia.



II.    Kehidupan Awal Evita Perón
            María Eva Duarte de Perón merupakan anak haram yang dilahirkan dari pasangan Juana Ibarguren (juga dikenal sebagai Doña Juana) dan Juan Duarte. Ayahnya adalah seorang peternak kaya yang memiliki beberapa istri. Evita kecil tidak mengenal ayahnya sampai ketika ayahnya meninggal. Hal ini dikarenakan setelah Evita berumur satu tahun, ayahnya kembali ke istri sahnya dan meninggalkan Evita serta ibunya dalam kemiskinan. Mereka terpaksa pindah ke daerah permukiman miskin di Junín yang disebut Los Toldos. Ibunya bekerja sebagai penjahit untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Keluarga Evita dipandang rendah karena mereka dianggap telah dicampakkan oleh ayahnya dan saat itu hukum Argentina tidak menyetujui adanya anak di luar nikah. Pada saat pemakaman Juan Duarte, Evita beserta ibu dan saudaranya hanya boleh memberikan penghormatan terakhir dengan singkat dan setelah itu langsung diarahkan untuk meninggalkan pemakaman ayahnya. Hal ini dilakukan atas perintah istri sah Juan Duarte yang tidak menginginkan istri lain dan anak-anaknya menghadiri upacara pemakaman tersebut. Kejadian pengusiran Evita dan keluarganya selalu diingat oleh Evita sebagai salah satu kenangan pahitnya.
            Pada tahun 1935 di usia 15 tahun, Evita pindah ke Buenos Aires untuk mengejar impiannya menjadi bintang film. Evita ditemani oleh ibunya ke suatu audisi di stasiun radio dan kemudian Ia dititipkan kepada keluarga Bustamontes yang merupakan teman dari keluarga Duarte.
            Setibanya di Buenos Aires, Evita Duarte dihadapkan dengan kesulitan hidup tanpa pendidikan formal atau koneksi. Kota tersebut sangat padat selama periode ini karena migrasi yang disebabkan oleh depresi besar. Pada tanggal 28 Maret 1935, ia memulai debut profesional dengan memerankan "The Perezes Misses", di Comedias Theater. Pada tahun 1936, Evita mulai mengikuti tur keliling negaranya bersama sebuah perusahaan teater, bekerja sebagai model, dan berperan dalam beberapa film melodrama. Di tahun 1942, keuangan Evita mulai stabil karena sebuah perusahaan yang bernama Candilejas (disponsori oleh pabrik sabun) menyewanya sebagai pemeran dalam drama radio yang berjudul Muy bien. Evita kemudian menjadi rekanan pemilik radio.        Kesuksesannya didalam drama radio dan film membuat Evita memiliki keuangan yang stabil dan dapat hidup dalam kenyamanan. Setahun setelah kepindahannya, Evita memulai karier politiknya dan mendirikan Argentine Radio Syndicate (ARA).


III.    Masa Kampanye Evita Perón
            Sebelum masa ini, Evita bertemu dengan Juan Perón, seseorang yang memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan di Argentina. Pertemuan ini terjadi ketika Perón yang saat itu menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja mengadakan penggalangan dana untuk korban gempa yang menyerang kota San Juan, Argentina, dan menewaskan 10.000 jiwa. Perón menyelenggarakan sebuah festival seni untuk pengumpulan dana dan mengundang artis dan aktor film serta radio untuk berpartisipasi. Setelah satu minggu mengumpulkan dana, semua orang yang ikut berpartisipasi menggelar jamuan makan malam di Luna Park Stadium, Buenos Aires. Saat acara tersebut digelar, tepatnya 22 Januari 1944, Juan Perón bertemu dengan Evita untuk pertama kalinya.
            Perón yang pada masa itu memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi pemerintahan Argentina ternyata ditakuti oleh Presiden Argentina, Pedro Pablo Ramírez. Pedro mewaspadai kekuatan Perón yang semakin meluas, namun dia tidak mampu mengekang kekuatan tersebut. Pada 24 Februari 1944, Ramírez menandatangani surat pengunduran dirinya dan Edelmiro Julián Farrell, teman dari Juan Perón, naik menjadi presiden. Perón kembali menjabat sebagai menteri tenaga kerja dan menjadi orang terkuat di dalam pemerintahan Argentina. Pada 9 Oktober 1945, Perón ditangkap oleh musuhnya di dalam pemerintahan yang takut bila popularitas dan dukungan bagi Perón akan menjadikannya sebagai presiden.
            Mengetahui Perón tertangkap, enam hari kemudian, sebanyak 250.000-350.000 orang berkumpul di depan Casa Rosada, kantor pemerintahan Argentina, menuntut pembebasan Juan Perón. Akhirnya, pada jam 11 siang, Perón dibebaskan dan berjalan keluar dari balkon Casa Rosada. Evita dianggap sebagai salah seorang yang mengumpulkan ribuan buruh untuk pembebasan Perón pada 17 Oktober 1945. Selama masa penahanan tersebut, Evita masih menjadi seorang artis. Setelah keluar dari penjara, Juan Perón menikahi Evita secara diam-diam dalam upacara sipil di Junín, 18 Oktober 1945 dan di sebuah gereja pada 9 Desember 1945.
            Setelah dibebaskan dari penjara, Juan Perón memutuskan untuk berkampanye dan mencalonkan diri sebagai presiden. Evita, yang telah menjadi istri Perón, juga ikut membantu  Perón dengan berkampanye selama masa pencalonan suaminya pada tahun 1946. Sebuah kalimat pidato Evita saat berkampanye untuk suaminya sanggat memukau hati masyarakat Argentina, berikut kalimat tersebut, “Perón adalah hati, jiwa, darah dan realitas rakyat Argentina. Kita semua tahu bahwa hanya ada satu orang dalam pergerakan kita yang memiliki sumber terangnya sendiri. Kita semua tergantung pada terang itu dan orang itu adalah Perón”.
            Dengan menggunakan siaran radio mingguannya, Evita memberikan pesan melalui pidato yang kuat dan mengajak kaum miskin ikut dalam gerakan Perón. Walaupun hidup dalam kekayaan karena kesuksesannya sebagai model dan bintang radio, Evita tetap menunjukkan kesederhanaan sebagai bentuk solidaritas kepada masyarakat miskin. Bersama dengan suaminya, Evita mengunjungi seluruh negeri dan menjadi wanita pertama di dalam sejarah Argentina yang tampil di depan publik bersama suaminya.
            Setahun setelah Perón menjadi Presiden Argentina, Evita melakukan Rainbow Tour (Tur Pelangi) keliling Eropa untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia, seperti Francisco Franco dan Paus Pius XII. Kunjungan tersebut merupakan undangan pemimpin Spanyol yang awalnya mengundang Juan Perón. Namun, karena alasan politis, maka diputuskan Evita yang pergi mengunjungi negara-negara tersebut. Selama berkunjung ke Spanyol, Evita membagikan 100 peso ke banyak anak miskin yang ditemuinya sepanjang perjalanan. Dia juga menerima penghargaan tertinggi dari pemerintah Spanyol yang disebut Order of Isabella the Catholic.
            Selama perjalanan mengelilingi Eropa, Evita banyak mendapatkan perlakuan kasar. Ketika berada di Roma, Evita tidak mendampatkan sambutan ramah seperti di Spanyol. Paus Pius XII tidak memberinya dekorasi kepausan, namun Evita diberikan sebuah rosario. Selanjutnya, Evita berkunjung ke Perancis, dimana Ia diterima dengan baik. Saat berkunjung ke Roma, Evita mengunjungi Istana Versailles dan bertemu dengan Charles de Gaulle yang berjanji mengirimkan Evita gandum. Ketika berada di Perancis, Evita menerima kabar bahwa George VI tidak akan menerima rencana kunjunganya ke Inggris. Akhirnya Evita mengurungkan niat untuk berkunjung ke negara tersebut dengan alasan kelelahan. Evita juga pergi ke Swiss dan hal ini menjadi bagian terburuk dari seluruh rangkaian kunjungannya. Dalam perjalanan, seseorang melemparkan dua buah batu dan menghancurkan kaca mobil bagian depan. Ketika sedang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swiss, seorang pemprotes melemparkan tomat kepada menteri tersebut dan cipratannya mengenai baju Evita. Setelah dua peristiwa ini, Evita merasa sudah cukup, dan setelah dua bulan pulang ke Argentina.
            Setelah kembali ke Argentina, Evita tidak lagi tampil di depan publik dengan tatanan rambut yang rumit seperti ketika masih menjadi artis. Warna emas dari rambutnya disanggul dan pakaiannya yang mewah menjadi lebih sederhana dan tidak lagi menggunakan topi atau rancangan rumit dari perancang Argentina. Ia mengadopsi busana sederhana dan lebih modis dan memilih mode dari Christian Dior permata dari Cartier. Dalam upaya untuk menumbuhkan kepribadian politik yang lebih serius, Evita mulai tampil di depan publik kombinasi bisnis mengenakan gaun-jas, yang juga dibuat oleh Dior dan perancang Paris lainnya.



IV.    Jasa-Jasa Evita Perón
            Pada 8 Juli 1948, Evita membangun sebuah Yayasan yang pada awalnya bernama Yayasan María Eva Duarte de Perón dan kemudian berganti menjadi Yayasan Eva Perón Foundation (Yayasan Eva Perón). Yayasan ini didanai Evita dengan menggunakan sumbangan uang tunai dan barang dari serikat Peronis, perusahaan swasta, dan bahwa Confederacion Umum del Trabajo menyumbangkan sepertiga (kemudian dikurangi menjadi seperdua) dari gaji pekerjanya per tahun. Pajak undian dan tiket film juga mendukung yayasan, begitu pula retribusi kasino dan pendapatan dari pacuan kuda. Yayasan Evita juga memberikan beasiswa, pembangunan rumah, rumah sakit, dan lembaga-lembaga amal lainnya. Setiap aspek dari yayasan berada di bawah pengawasan Evita. Untuk pertama kalinya, tidak adanya kesenjangan dalam pelayanan kesehatan di Argentina.
Sebelum yayasan ini berdiri, Evita harus mendapatkan celaan dari beberapa pihak, salah satunya adalah Organisasi Sociedad de Beneficencia (Masyarakat kebaikan). Organisasi ini merupakan sebuah kelompok amal yang terdiri dari 87 wanita dalam masyarakat yang bertanggung jawab untuk pekerjaan amal di Buenos Aires seperti merawat anak yatim dan perempuan tunawisma. Pada tahun 1800, Sociedad telah didukung oleh kontribusi swasta, sebagian besar orang-orang dari suami dari para wanita dalam masyarakat. Tetapi pada tahun 1940-an, Sociedad didukung oleh pemerintah.
            Socieded memiliki tradisi untuk memilih First Lady Argentina sebagai Presiden Argentina dan kandidat yang memiliki kriteria adalah Evita Perón. Namun, para wanita Socieded tidak menyetujui latar belakang Evita yang pernah hidup miskin, tidak punya pendidikan formal dan merupakan mantan aktris. Para wanita Socieded itu beranggapan jika Evita terpilih menjadi Presiden Amal, maka Ia akan menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak yatim. Namun karena pemerintah mengatakan bahwa Evita memiliki dana untuk mendanai Socieded, para wanita Socieded kemudian mendukung yayasan Evita. 
            Tidak hanya Yayasan Eva Perón, Evita juga mendirikan sebuah partai politik pertama dan terbesar di Argentina yang bernama Partai Peronis Perempuan pada tahun 1951. Partai ini memiliki 500.000 anggota dan 3.600 kantor di seluruh negeri.
            Evita pulalah yang memulai emansipasi wanita di Argentina dengan menyatakan bahwa perempuan juga mempunyai hak untuk memilih. Melalui radio dan surat kabar, Evita meminta masyarakat untuk memberikan hak kepada wanita untuk ikut berpartisipasi dalam politik. Walaupun suara Evita sempat diacuhkan, masyarakat Argentina ternyata mendukungnya. Wanita Argentina telah mendapatkan haknya untuk ikut berpartisipasi dalam politik. Evita yang telah berhasil membuat perubahan besar di Argentina mendapatkan suara sebanyak 63% dalam pemilihan suara presiden.
            Pada tahun 1951, Evita telah membuat kaum militer tercengang dengan aksinya untuk melakukan penghapusan tempat pemungutan suara sebagai calon Presiden. Karena aksinya yang dianggap bertentangan inilah tidak sedikit kaum militer yang membenci Evita. Karena kekuatan dan pengaruh Evita sangat kuat pada Argentina, Evita mendapat dukungan besar dari kelas pekerja, serikat buruh, dan Partai Peronis Perempuan. Mereka menuntut Evita untuk berdiri sebagai wakil presiden. Namun Evita menolaknya dengan alasan tugasnya sebagai istri adalah mendukung suami.



V.    Akhir Kehidupan Evita
            Masih di tahun yang sama, tahun 1951, kesehatan Evita kian menurun. Evita juga sempat pingsan di depan umum. Penurunan kesehatan ini disebabkan kanker serviks stadium lanjut yang telah menyerang Evita. Meskipun telah mendapatkan histerektomi oleh ahli bedah Amerika George T. Pack, kanker Evita yang cepat kembali menyerangnya. Evita merupakan orang Argentina pertama yang menjalani kemoterapi (pengobatan baru pada waktu itu). Meskipun semua pengobatan yang tersedia, ia menjadi semakin kurus dengan berat hanya 36 kg pada bulan Juni 1952. Evita meninggal di usia 33, pukul 20:25, pada 26 Juli 1952. Berita itu disiarkan langsung di seluruh negeri, dan Argentina berkabung. Semua kegiatan di Argentina berhenti; film berhenti bermain; restoran tutup dan pelindung diletakkan di depan pintu. Sebuah siaran radio dihentikan ketika penyiar membacakan berita : "Kantor Sekretaris Pers Kepresidenan mengumumkan kepada seluruh republik bahwa pada pukul 20:25, Evita Perón, Pemimpin Spiritual Bangsa, telah meninggal." Evita telah mendapatkan gelar Pemimpin Spiritual Bangsa tahun 1952 sebelum Ia meninggal. Evita Perón mendapatkan penghormatan dengan proses pemakaman negara dan misa kematian menurut agama Katolik Roma. Pada 9 Agustus, tubuhnya dipndahkan ke Gedung Kongres sebagai tambahan waktu agar masyarakat dapat melihat jenazahnya dan memberikan penghormatan terakhir. Pada 10 Agustus, setelah pemberkatan terakhir, peti jenazah dijaga oleh pasukan bersenjata ke Gedung CGT.
            Tak lama setelah kematian Evita, Pedro Ara ditugaskan oleh Juan Perón untuk mengawetkan (membalsem) tubuh Evita. Pedro Ara adalah seorang profesor anatomi yang pernah belajar di Wina dan berkarier di Madrid. Karyanya kadang disebut sebagai "seni kematian". Teknik pembalseman yang digunakan adalah menggantikan darah jenazah dengan gliserin yang akan mengawetkan semua organ, termasuk otak, dan memberikan penampakan seperti orang hidup yang sedang tidur. Proses pengawetan berlangsung pada malam kematian Evita dan keesokan harinya, tubuh Evita sudah dapat diperlihatkan ke publik.
            Tak lama setelah kematian Evita, rencananya akan dibangun sebuah monumen untuk meletakkan jenazah Evita dan sebagai penghormatan kepada jenazahnya. Monumen tersebut dibangun serupa dengan monumen Vladimir Lenin yang didasarkan menyimpan tubuh Lenin untuk ditampilkan di hadapan publik. Sambil menunggu pembangunan monumen tersebut, jenazah Evita yang telah diawetkan, disimpan di gedung CGT selama hampir dua tahun. Sebelum monumen untuk Evita selesai, Juan Perón digulingkan dalam kudeta militer, Libertadora Revolucion, pada tahun 1955. Juan secepatnya melarikan diri dari negaranya dan tidak sempat mengatur pengamanan tubuh Evita.
            Pada tahun 1971, tubuh Evita digali dari kubur dan diterbangkan kembali ke rumah Juan Perón di Spanyol. Juan dan istri ketiganya, Isabel memutuskan untuk menjaga mayat Evita itu di atas meja kamar makan mereka. Pada tahun 1973, Juan Perón keluar dari pengasingan dan kembali ke Argentina, kemudian menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Perón meninggal saat menjabat pada tahun 1974. Istri ketiganya, Isabel Perón yang dinikahinya pada 15 November 1961, dan yang telah terpilih sebagai wakil presiden, menggantikan dia, sehingga menjadi presiden perempuan pertama di belahan bumi Barat. Isabel meletakkan jenazah Evita kembali ke Argentina dan ditampilkan di samping jenazah Juan Perón. Tubuh Evita kemudian dimakamkan di makam keluarga Duarte di kompleks La Recoleta, Buenos Aires.
            Pemerintah Argentina mengamankan makam Evita dengan membuat sebuah pintu jebakan di lantai marmer makam. Pintu tersebut mengarah ke kompartmen yang berisi dua peti mati. Di bawah kompartemen pertama adalah pintu jebakan kedua dan kompartemen kedua. Di situ peti mati Evita bertumpu. Pemakaman yang terletak di bagian utara Recoleta, juga menyimpan jenazah dari banyak jenderal militer terkenal, presiden, ilmuwan, penyair dan hartawan Argentina lainnya.
            Sampai sekarang Evita Perón masih tetap dikenang oleh masyarakat dunia lewat lagu Don’t Cry For Me Argentina. Peran dan Jasa Evita benar-benar tak dapat terukur oleh masyarakat Argentina.
           
           
           




           

           





Tidak ada komentar:

Posting Komentar